SCRIPTA MANENT VERBA VOLANT

(yang tertulis akan tetap mengabadi, yang terucap akan berlalu bersama angin)

Rumahku Surgaku

Rumah bukan hanya tempat berteduh dari sengat matahari dan derasnya hujan, tetapi ia juga tempat bertumbuh rasa kasih sayang, tempat kembali bersama kehangatan keluarga.

Allah Maha Pemurah

Burung yang keluar dari sangkarnya dengan perut kosong, akan kembali di sore hari dengan perut kenyang. Sungguh Allah Maha Pemuerah kepada semua makhluk-Nya.

Di Atas Langit Masih Ada Langit

Langit hanyalah batas dari ketidakmampuan pandangan mata kita, namun akanl dan iman kita akan selalu mengatakan bahwa masih ada langit di atas langit yang kita lihat.

Jalan Hidup

Jalan hidup tak selamanya datar. kadang ia menaik-turun, berliku dan terjal. Hanya pribadi yang kuatlah yang mampu menempuh jalan itu.

Lebah

Ia hanya makan dari sesuatu yang bersih dan bergizi sehingga ia menghasilkan sesuatu yang bersih dan bergizi pula. ia tak pernah merusak saat mencari makan. ia ada untuk bermanfaat.

Sabtu, Februari 21, 2009

Sider

rusak, sider blog ini hilang
gak tahu ke mana dia pergi
tanpa pesan, tanpa tanda petunjuk tertinggal
seperti mereka yang juga pergi
satu persatu meninggalkan diriku
sendiri
ah, adakalanya kita harus berjalan dalam jesendirian
pun demikian, asa yang kuat adalah setenga keberhasilan.
hai sider, maaf aku belum sempet memperbaikimu.


Kamis, Februari 19, 2009

Ke ISI

Hari rabu kemarin aku maen ke kampus Intitut Seni Indonesia (ISI) di jl. Parang Tritis. Kami diterima di fakultas seni rupa. setelah ngobrol dan diaolg dengan beberap pimpinan Fakultas seni rupa, kami diajak untuk berkeliling melihat-lihat karya mahasiswa ISI yang ada di gedung sebelah. bergantian dari galery seni lukis, kriya dan desain. Setelah melihat karya-karya di kampus itu, aku, dan juga teman-teman yang lain saya kira, ingin segera berkarya. oh ya, aku lagi konsen di seni kaligrafi sekarang. up, aku jadi ingat, aku kemarin juga baca sekilas di sanan, tulisan tentang Seni Mencari Tuhan. baghus. Aku kedepan juga penngin nulis Seni dan Spritiualitas. mudah-mudahan bisa. amin. dan jangan lupa, berkarya.



Senin, Februari 16, 2009

Jadilah Musa


Ada beberapa idiologi besar yang saat ini menggerkkan dunia, Kapitalisem, sosialisme dan Islam. Kapitaslime adalah satu paham yang berorientasi pada modal (kapital). Dunia digerakkan oleh modal. Landasan berfikirnya adalah materialisme, segala sesuatu diukur melalui materi.
Dalam sistem kapitalisme, dunia ini digerakan oleh materi, sehingga materi menjadi ruh. Semula Marx memprediksi kehancuran kapitalisme oleh dirinya sendiri, dari dalam. Namun terbutkti, kapitalisme kini masih bertahan dan justra bertambah jaya. Hal ini tidak terlepas dari kecerdikan dan kepiawaian para kaum kapitalis. Kapitalisme dalam bentuk baru pun tercipta. Satu paham yang sering disebut sebagai neo-liberalisme. Dia pun masuk pada kehidupan masyarakat dunia.

Dalam sistem kapitalisme, dunia ini digerakan oleh materi, sehingga materi menjadi ruh. Semula Marx memprediksi kehancuran kapitalisme oleh dirinya sendiri, dari dalam. Namun terbutkti, kapitalisme kini masih bertahan dan justra bertambah jaya. Hal ini tidak terlepas dari kecerdikan dan kepiawaian para kaum kapitalis. Kapitalisme dalam bentuk baru pun tercipta. Satu paham yang sering disebut sebagai neo-liberalisme. Dia pun masuk pada kehidupan masyarakat dunia.
Neo-Liberalisme masuk dan mempengaruhi suatu bangsa dengan beberapa car, yaitu melalui privatisasi, deregulasi dan dunia pendidikan. Melalu privatisasi adalah dengan satu jargon-jargon bahwa Sumber Daya Alam haruslah dibiarkan untuk diolah oleh swasta, agar pelayanan lebih baik. Dari sisi deregulasi emncoba untuk melepas segala kebijakan kepada pasar. Sementara dari ranah pendidikan adalah mencetak orang-orang yang berfikir sesuai dengan cara fikir para kaum kapitalis ini. Pada tingkat ini, perguruan tinggi tidak lebih adalah lembaga pencetak orang-orang yang berfikir kapitalistik, hanya berorientasi kepada materi. Perguruan tinggi, entah itu yang berbentuk universitas, Isntitut, sekolah tingga dan bentuk-bentuk sama halnya dengan Istana Fir’aun.

Fira’aun adalah lambang dari puncak pembangkangan, dengan memproklamirkan diri sebagai Tuhan yang berkuasa penuh atas nasib rakyatnya. Fir’aun juga satu sisi adalah lambang dari materialisme. Ruh yang menggerakkanya adalah ruh materialisme. Dia beranggapan akan hidupnya kekal dengan materi yang dia miliki. Dan tidak ada yang bisa mengalahkan dia, tidak ada yang bisa mengahancurkan dia. Sesuatu apapun yang berpotensi akan menghancurkan kekuasaannya selalu dia cegah dan ia binasakan. Namun siapa yang menyangka bahwa dia justru dihancurkan oleh orang yang dia asuh dan besarkan di dalam istananya, Musa.

Jika ditarik pada konteks kekinian, sebagaimana disubtkan di atas, perguruan tinggi saat ini tidak lain dari panjang tangan kapitalime Neo-Liberalisme yang turut menggerakkan ruh materialisme. Bagiamana tidak, perguruan tinggi saat ini selayaknya perusahan penjual jasa, dengan rektor sebagai direkturnya, dekan menejernya, dosen sebagai karyawannya. Mahasiswa adalah asset sekaligus komoditinya, sementra konsumen atau pengguna jasanya adalah pasar. Teori-teori yang diajarkan di dalam perguruan tinggi pun teori-teori Kapitalistik Neo-Liberalistik. Tidak ada yang lahir dari sistem seperti ini kecuali orang-orang yang juga berjiwa kapitalis-materialis. Namun dari sini juga bisa lahir Musa-Musa baru.

Musa, meski ia hidup di istana yang digerakkan oleh ruh materialisme, namun dia tidak terpengaruh oleh hal tersebut. Begitu juga dia tidak terpengaruh oleh nilai-nilai yang diajrakan oleh Fir’aun. Hal ini karena Musa bergerak dengan nilainya sendiri. Dia mempunyai sistem niai yang berbeda yang dia terima dari Tuhan yang berbeda dengan nilai-nilai materialisme Fir’auniyah. Nilai-nilai itu adalah spriritualisme. Musa tidak terpengaruh oleh gelimang harta, bertumpuk tahta dan sanjungan. Dia memilih berkumpul dengan orang-orang yang ditindas oleh sistem fir’auniyah. Nilia spiritual ini yang menjadikan Musa tumbuh dan dibesarkan di Istana yang penuh dengan materi tanpa dia menjadi materialis.

Musa-musa baru tentunya adalah mahasiswa yang mempunyai cara pandang a la Musa. Dia tidak terpengaruh dengan gelimang materi, kehidupan hedonis dan teguh memegang prinsip, meski dia dibesarkan di rumah kapitalisme dan diajari dengan teori-teori kapitalistik. Mereka adalah makhluk yang mempunyai integritas nilai. Mereka adalah makhluk yang digerakan oleh nilai spritualisme. Orang-orang inilah yang akan menentang kekuasaan kapitalisme dan merobohkannya. Tentu mereka sangat sedikit, namun mereka akan sangat berpengaruh. Siapkah anada menjadi Musa baru?

Negara Kelima


Orang-orang besar telah pergi,
sementara kalian tidak siap untuk bertarung
dengan zaman sebagaimana mereka dulu. (Es Ito)

Sebuah cerita yang terinspirasi oleh dialog yang ditulis oleh Plato berabad-abad yang lallu dalam bukunya Timeaus and Critias. Dalam bukunya tersebut Plato menuliskan (sebagaimana buku-bukunya platao yang lai yang ditulis dalam bentuk dialog), dialog dia dengan Solom. Plato terkejut karena ternyata slmon mengatakan bahwa orang-orang yunani pada masa Plato tersebut sebenarnya masih anak-anak. Dalam artian peradaban yang mereka hidup di dalamnya masih sanga muda. Dari kisah-kisah yang diceritakan secara turun termutn Solmon mengatakan ada sebuah negeri yang telah lama mengenal Tulsan, mempunyai peradaban tinggi, masyarakatnya hidup dalam kesejahteraan, seluruh warga hidup damai karena hukum begitu dihormati dan dijunjung tinggi. Negeri itu adalah negeri Atlantis. Namun karena kelalaian para pemimpinnya yangmelanggar hukum serta aturan-aturan yang telah dibuat dan ditaati oleh raja-raja pendahulunya, akhirnya negara itu dikutuk dan dihancurkan dengan oeh satu musibah besar berupa gempa dan letusan gunung berapi.

Dalam bukunya Plato menjelaskan cirri-ciri negeri tersebut yang antara lain terdapat gunung-gunung yang tinggi, tanahnya subur, buah-buahan tumbuh dengan lebat yang dipanen dua kali dalam satu tahun. Dari kisah Plato inilah ES Ito menuli novelnya, NEGARA KELIMA.
Cerita diwali dengan pembunuhan putri salah seorang perwira Detsus Anti Teror di sebuah hotel di bilangan Jakarta. Kematian tersebut kemudian diikuti oleh serangkaian pembunuhan misterius yang menimpa teman-teman Lidya, anak sang perwira. Bersamaan dengan itu masyarakat dan juga polisi sedang digegerkan oleh kasus pengacauan program internet, dimana situs-situs milik pemerintah dibobol oleh sekolmpotan orang yangmenamakan diri sebagai Kelompok Patriotik Radikal atau KePaRad. Dalam setiap situs yang mereka bobol mereka selalu meninggalkan pesan BUBURKAN INDONESIA, KEMBALIKAN NUSANTARA DAN BENTUK NEGARA KELIMA.
Kasus pembunuhan inipun kemudian berjalin erat dengan kasus KePaRad, yang dalam perjalanannya melibatkan seorang inspektur polisi bernama Timur Mengkoto yang djadikan sebagai kambing hitam dan diduga terlibat dalam komplotan KePaRad sekaiggus yang melakukan beberapa rangkaian pembunuhan.

Selain hal tersebut, alur cerita dalam novel ini adalah bagaimana memecahkan misteri tentang Negra Kelima yang didengunkan oleh KePaRad. KePaRad sendiri digmabrakn oleh Ito sebagai kumpulan pemuda-pemuda cerdas yang telah muak melihat kondidi Indonesia dan memimpikan akan adanya revolusi dan mengembalikan kejayaan Atlantis di Nusantara. Hal ini bisa dilakukan dengan menemukan Serat Ilmu yang merupakan peninggalan masa kejayaan Atlantis.
Interpretasi.

Ada hal yang menarik dari novel ini, yaitu interpretasi data sejarah. Yang pertama sejarah atlantis itu sendiri, dan kedua adalah sejarah nusantara. Interpretasi data historis atlantis telah banyak dikemukakan, termasuk oleh penelitian ilmuwan, Aryso Santos. Dari penelitian yang dia lakukan selama sekitar 30 tahun di wilyah nusantara dia berkesimpulan dan menulis buku ”The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization (2005)”. Hal yang menarik pula adalah bahwa dalam http//:us-israel.org yang merupakan website Israel, dalam backroundnya digunkan peta nusantara. Konon itu tidak terlepas dari interpretasi tentang negeri atlantis tersebut.

Interpretasi yang kedua adalah terhdap data historis Indonesia. Dalam cara bertutunya, terkesan Ito menggugat dominasi sejarah Jawa terhadap sejarah Indonesia, sehingga Indonesia identik dengan Jawa dengan melupakan sejarah-sejarah di wilayah lain di luar jawa. Mungkin hal ini pula yang kemudian mengakibatkan pembangunan yang tidak merata. hal ini tentu masih debatable dan memerlukan penelitian yang lebih jauh lagi. Ada hal yang perlu kita renungkan dari tulisan Ito, Indonesia kini hanyalah sebagai satun wilayah, bukan sebagai satu kesatuan ide dan gagasan sebagaimana yang dirintis oleh funding father negeri ini. Dengan realitas seperti, intlektual mana yang tidak menginginkan revolusi.

Novel yang menggairahkan, meski alurnya mirip-mirip dengan kebanyakan cerita-cerita film Hollywood yang bercerita tentang pencarian benda-benda purba di Afrika atau Asia, selalu dengan ending harta (penemuan) tersebut hilang kembali. Akan lebih menarik lagi jika ada Rumah Produksi yang mengangkatnya ke layar lebar. Saya kira, kualitas cerita tidak kalah dengan film-film Hollywood yang mengangkat cerita sejenis, atau untuk konteks nusantara selayaknya film Ekspidisi Mahadewa. Seteidaknya certita ini bisa membagkitkan semangat bangsa Indonesia dalam mencari identitas dirinya.

Minggu, Februari 01, 2009

Masyarakat Madani Indonesia

Wacana masyarakat madani sebenarnya sudah sejak lama berkembang di Indonesia. Istilah ini mula-mula disampaikan Anwar Ibrahim dalam Festival Istiqlal pada tahun 1995. Meski demikian, penggagas awal masyarakat madani ini adalah Muhammad Naquib Al-Atas yang kemudian dielaborasi oleh Nurchalis Madjid. Masyarakat madani adalah satu citi-cita masyarakat ideal.

Menurut Naquib Al-Atas, Masyarakat madani adalah terjemahan dari al-mujtam’ al-madani. Kata madani sendiri memilki asal kata yang sama dengan ad-din atau agama yang juga merupakan asal kata dari tamaddun yang berarti peradaban. Di samping itu, kata madani jugu mempunyai akar yang sama dengan kata madinah yang berarti kota. Sehingga di sini ada keterkaitan antara agama (din), kota (madinah) dan peradaban (tamaddun). Masyarakat madani sendiri seringkali disamakan dengan isitlah civil society yang berasal dari khazanah pemikiran Barat. Civil society adalah masyarakat yang berperadaban, masyarakat yang merdeka, masyarakat yang pauh pada hukum.

Masyarakat madani dalam pemikiran Islam merujuk pada masyarakat Islam generasi awal, yaitu masyarakat yang di bangun oleh nabi di madinah yang semula bernama Yatsrib. Penggunaan nama madinah sendiri untuk membedakannya dengan golongan Barbar yang hidup nomaden. Dirujuknnya masyarakat madani pada masyarakat madinah ini karena masyarakat Madinah memiliki toleran yang tinggi terhadap sesama masyarakat, penghargaan dan kepatuhan pada hukum atau kesepakatan bersama yang ditunjukkan oleh Piagam Madinah.

Merujuk pada isi Piagam Madinah Nurchalis Madjid melihat, setidaknya ada empat prinsip yang membangun masyarakat madani: Pertama egaliterian, yaitu persamaan hak dan kewajiban bagi setiap warga. Tidak ada kolompok atau golongan yang lebih tinggi dari yang lain. Kedua, penghargaan kepada masyarakat diberikan atas dasar prestasi. Ketiga, keterbukaan dan partisipasi masyarakat. keempat, supremasi hukum tanpa pandang bulu. Kelimaa, inklusivisme yaitu sikap keterbukaan, rendah hati dan toleransi. Keenam, musyawarah. Sejalan dengan Nurcholis Madjid, AS. Hikam merumuskan empat ciri utama masyarakat madani, yaitu, kesukarelaan, keswasembadaan, kemandirian tinggi terhadap negara keterkaitan pada nilai-nilai hukum yang disepakati bersama.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memilki kekhasan sosial-budaya. Merupakan fakta historis bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat majmuk, yang terdiri dari beragam suku, budaya, bahasa dan agama. Masing-masin suku, budaya dan bahasa memiliki satu sistem nilai yang berbeda. Kemajemukan ini akan menjadi bencana dan konflik yang berkepanjangan jika tidak dikelola dengan baik.

Kebhinekaan dan kearifan budaya lokal inilah yang harus dikelola sehingga menjadi basis bagi terwujudnya masyarakat madani, karena masyarakat madani Indonesia harsu dibangundari nilai-nilai yang ada didalamnya, bukan dari luar. Dengan demikian, menurut Tilaar ciri-ciri khas masyarakat madani Indonesia adalah a). Kergaman budaya sebagai dasar pengembangan identitas bangsa Indonesia dan identitas nasional, b). Adanya saling pengertian di antara anggota masyarakat, c). Adanya toleransi yang tinggi, dan d). Perlunya satu wadah bersama yang diwarnai oleh adanya kepastian hukum.

Perwujudan masyarakat madani indonesia adalah usaha holisitk yang mencakup a). aspek suprastrukur, yaitu bangunan paradigma tauhid, b). aspek sosial budaya yaitu adanya budaya masyarakat yang terdidik dan mandiri. c). Aspek struktur yaitu pada perbaiakan dan penguatan pada basis sistem kenegaraan. Wallahu a’lam bi masyarakat madani Indonesia.