SCRIPTA MANENT VERBA VOLANT

(yang tertulis akan tetap mengabadi, yang terucap akan berlalu bersama angin)

Rumahku Surgaku

Rumah bukan hanya tempat berteduh dari sengat matahari dan derasnya hujan, tetapi ia juga tempat bertumbuh rasa kasih sayang, tempat kembali bersama kehangatan keluarga.

Allah Maha Pemurah

Burung yang keluar dari sangkarnya dengan perut kosong, akan kembali di sore hari dengan perut kenyang. Sungguh Allah Maha Pemuerah kepada semua makhluk-Nya.

Di Atas Langit Masih Ada Langit

Langit hanyalah batas dari ketidakmampuan pandangan mata kita, namun akanl dan iman kita akan selalu mengatakan bahwa masih ada langit di atas langit yang kita lihat.

Jalan Hidup

Jalan hidup tak selamanya datar. kadang ia menaik-turun, berliku dan terjal. Hanya pribadi yang kuatlah yang mampu menempuh jalan itu.

Lebah

Ia hanya makan dari sesuatu yang bersih dan bergizi sehingga ia menghasilkan sesuatu yang bersih dan bergizi pula. ia tak pernah merusak saat mencari makan. ia ada untuk bermanfaat.

Selasa, Februari 02, 2010

Kita Memang Lemah

Kita, atau tepatnya saya, sering lupa, ketika mendapatkan rezeki atau keberuntungan seringkali mengatakan bahwa itu adalh hasil dari jerih payah usaha kita. Saat kita berhasil atau sukses dalam melakukan sesuatu seingkali kita menepuk dada, inilah aku, ini adalah hasil kerjaku. Begitulah seringkali terjadi. Kita sering membanggakan diri kita terhadap apa yang telah kia peroleh. Kita kadangkala sampai beranggapan bahwa tiada jasa orang lain di sana, apalagi Tuhan. Namun perlu diingat manusia juga adalah makhluk lemah, lemah seklai. Ketika kita manusia dalam keadaan lemah, apa yang bisad diperbuat?

Dua hari yang lalu saya sempatkan untuk menjenguk ayahanda teman saya yang terbaring lemah di rumah sakit. Beberpa hari yang lalu beliau tertabrak motor. Saat beliau keluar dari gang, tanpa disangka tanpa dinyana, dari arah kanan dua orang siswa SMP mengendari sepeda motornya dengan sangat kencang dan menabrak ayahanda teman saya. Dia terjatuh. Benturan keras menjadikan beliau gagar mengeluarkan darah dari telinga kirinya, gagar otak dan tidak sadarkan diri. Setalh dirawat dua hari di rumah sakit barulah beliau siuman dari pinsannya. Namun badanya masih susah digerakkan. Kepalanyapun masih-terasa pusing, dan nutrisi hanya diasup melalui infus. Aktifitas yang lain dibantu oleh anak istrinya yang dengan setia menunggui beliau. Beliau, Ayahanda teman saya itu, tidak mampu apa-apa kecuali berdoa. Yah, dalam keadaan lemah seperti itu manusia hanya bisa berdoa dan berdoa. Namun satu hal yang aku kagum, beliau tidak haya berdoa utuk kesembuhan dirinya sendiri, namun juga masih sempat mendoa untuk aku yang menjenguk waktu itu.

Di seberang ranjang Ayahanda teman saya berbaring lemah seorang anak kecil. Informasi yang saya dapat dia terkena penyakin DB alias demam berdarah. Melihat dari rupanya, anak seusia dia biasanyanya masih lincah-lincahnya dan senang-senangnya bermain dengan teman sebayanya. Namun saat itu dia begitu lemah, sama halnya dengan saya awal 2006 yang lalu, hanya karena gigitan seekor nyamuk. Aku sempat berbaring di rumah sakit selama sepuluh hari. Dalam keadaa lemah seperti itu, waktu itu, akupun hanya bisa berdoa, dana kadang berangan-angan sedikit apa yang akan aku lagkukan jika aku sembuh. Pun demikian pikiranku terhdap anak kecil yang berbaring di seberang ranjang ayahanda teman saya tersebut.

Kalau anak kecil di seberang ranjang ayahada temaku mungkin masih berfikir atau berkhayal apa yang akan dikerjakannya bila sembuh nanti, saya gak paham dengan seorang kakek yang berbaring sangat lemah di sebelah selatan ranjang ayahanda teman saya. Usianya sudah tua, pas tidak tahu, Cuma besok akan saya lihat lagi saat saya menjenguk kembali ayahanda teman saya tersebut. Saya tidak tahu pasti, namun saya bisa pastikan beberapa selang juga telah menjalar dari tubuhnya ke alat-alat medis di sampingnya. Kakek tersebut terkena penyakit jantung komplikasi. Meski bernafas saja susah, namun saya yakin kakek tersebut masih berdoa, meski tidak terapal dalam verbal dan hanya membatin dalam hati. Yah, dalam keadaan lemha, senjata kita hanyalah doa. Mari kita berdoa semoga kita selalu diberi kekuatan untuk berdoa.