SCRIPTA MANENT VERBA VOLANT

(yang tertulis akan tetap mengabadi, yang terucap akan berlalu bersama angin)

Minggu, Januari 25, 2009

Manusia Malam

Bagadang janagan begadang
Kalau tiada ratinya
Begadang boleh saja
Asal ada artinya.


Sepenggal dari bait lagu bang haji roma irama itu mengingatkan aku pada masa-masa usia SLTA. Aku adalah orang yang memang sejak kecil senang tidur di rumah orang. Waktu usia SLTA sering kali aku pulang pagi, sehabis subuh. Karena masih merasa ngantuk, aku pun tidur lagi, hingga ibuku membangunkan kau tuntuk sekolah. Begadang memangkebiasaanku dari dulu, meski aku kadang tidak mengerti manfaat apa yang aku peroleh. Ak juga tidak sadar betul dengan apa yang sedang aku lakukan. Aku hanya begadang, terjaga lewat tengah malam dengan beberapa teman.

Kebiasaanku itu hilang saat aku dduk di bangku SLTA. Jadwal yangpadat, ditambah dengan kegiatan di asrama membuat aku kecapekaan. Sebelum tengah malam pasti aku sudah tidur. Selama tiga tahun itu, hobi begadangku sedikit berkurang. Aku hanya begadang kala esaknya hari libur. Jadi tidak ada beban atau ketakuan kesiangan dan bolos sekolah.

Setelah menamatkan pendidikan SLTA, aku meneruskan studiku di Jogja yang konon katanya adalah kota pelajar. Kibiasaan lamaku kembali, begadang. Dan kini aku pun menjadi manusia malam, dalam arti manusia yang menghabiskan waktu malamnya dengan terjaga. Namun, keterjagaanku kali ini aku rasakan lebih bermanfaat daripada keterjagaanku pada masa-masa aku di bangku SLTP. Meskipun banyak diisi dengan obrolan, namun obrolannya lebih bermutu dan berbobot. Kadang rapat hingga larut pagi atau diskusi dengan tema yang melangit, atau merumuskan satu kurikulum pelatihan. Ada ungkapan di antara kami yang bersifat olok-olokan aktivis kok tidur sore!Semua itu berjalan hampir separo masa keberadaanku di kota berhati nyaman ini. Namun apakah dengan demikian aku bisa dikatakan manusia malam? Bisa jadi seperti itu. Tapi apakah manusia malam hanya terjaga pada malamhari saja, sementara pagi dan siang harinya lelap dalam buai mimpi?

Muhammad SAW adalah manusia malam. Dia menghabiskan separo malamnya untuk begadang. Sebelum kenabian, Muhammad menghabiskan malam-malamnya di Gua Hira, tempat beliau bertahannus atau semedi, merenungkan kondisi masyarakatnya. Setelah beliau diangkat menjadi rasul-pun Muhammad masih sering begadang, menghabiskan waktu malamnya dengan bermunajat kepada Tuhannya. Dia berasyik masyuk dengan-Nya. Muahmmad adalah manusia malam. Tapi apakah ketika Muhammad menghabiskan malamnya dengan begadang dia lupa pada siangnya?

Tidak, Muhmmad tidak lupa akan kewajiban siangnya sebagai kepala keluarga, sebagai kepala negara, sebagai kepala umat, sebagai panglima perang. Itulah manusia yang seimbnag. Dia menghabiskan malamnya dengan bermunajat, sementara siang dia tetap bekerja. Itulah manusia malam sejati, tidak sepertikekelawar yang keluar pada malam hari dan tidur di sarangnya pada siang hari. Apakah kita mau seperti kekelawar atau kalong?

Manusia malam adalah ulil albab, yaitu orang yang selalu mengingat Allah dalam keadaan duduk, berdiri berbaring, siang maupun malam. Manusia malam adalah manusia yang bertafakur, bukan mendengkur. Dia adalah manusia yang berzikir bukan mangkir.

Malam hari adalah waktu untuk meepas penat, bermunajat, beribadah pada sang pencipta. Pada sat itulah manusia melepaskan keluh kesahnya, mengakui salah dosanya, menagis tersedu, antara khauf dan raja, takut sekaligus berharap. Di malam hari dia sangat lemah, cengeng, namun di siang harinya dia berjalan menghadapi kehidupan ini denghan egar, tiada ketakutan. Malam memberikan satu suntikan spirit bagi manusia utnuk menjalani kehidupa siang harinya. Sudahkah kita menjadi manusia malam?

0 komentar:

Posting Komentar