SCRIPTA MANENT VERBA VOLANT

(yang tertulis akan tetap mengabadi, yang terucap akan berlalu bersama angin)

Kamis, April 26, 2012

Surat untuk Calon Istriku

Assalamu’alaikum wr. wb.

Calon istriku, sebelumnya aku ingin menceritakan sesuatu. Akankah engkau menyimaknya? Kuharap demikian.
Belakangan ini aku diselimuti oleh satu pertanyaan, pertanyaan yang memaksaku untuk merenung, bermuhasabah. Satu pertanyaan yang bagi sebagian orang mungkin sangat mudah. Atau mungkin pertanyaan yang tidak pernah dipertanyakan lagi.

“Sudahkah waktuku untuk menikah?” Itulah pertanyaan yang hadir dalam renung hatiku. Itulah pertanyaan membuatku tersadar akan keberadaanku.

Calon istriku.
Bukan aku tidak tahu bahwa menikah adalah perintah agama. Bukan aku tidak tahu bahwa menikah adalah sunah Rasulullah saw, dan barang siapa tidak mengikuti sunahnya maka ia bukanlah umat Rasulullah. Aku pun tahu bahwa menikah adalah ibadah. Aku tahu itu. Namun ada satu yang masih mengganjal dalam diriku. Aku teringat janji Allah yang menciptakan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik, dan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik pula. Pertanyaan pun tumbuh lagi dalam hatiku: “sudahkah aku menjadi lelaki yang baik sehingga aku layak menjadi pendamping hidupmu? imam bagimu dan anak-anakmu?”.

Calon istriku.
Aku sadar aku bukan manusia sempurna. namun aku akan selalu berusaha untuk menjadi sempurna. Meski aku sadar sangat sukar untuk menjadi sempurna. Untuk itu aku berharap hadirmu di sisiku akan membuatku menjadi sempurna. Termasuk menyempurnakan agamaku.

Calon teman perjalananku.
Perlu engkau ketahui, perjalanan bahtera rumah tangga yang akan kita lalui sangatlah panjang. Sebagai nahkoda, aku butuh bantuanmu untuk mengingatkan akan arah tujuan bahtera ini, mengingatkanku jika aku lupa arah. Agar kita bisa sampai pada tujuan kita. Tentu saja laut tak selalu tenang. Mungkin akan ada gelombang tinggi, mungkin akan ada badai yang menerjang bahtera kita. Jika itu terjadi, aku hanya berharap padamu untuk bersabar dan selalu berpegang erat padi tali Allah sehingga tidak ada di antara kita yang terlempar dari bahtera ini dan hanyut dalam pusaran gelombang. Yakinlah badai pasti berlalu. Yakinlah segala coba yang mendera akan menjadikan kita lebih dewasa dan sempurna. Bukankah tawa dan duka laksana dua sisi kepingan uang logam yang sama?

Calon istriku.
Maafkan jika nanti aku belum bisa membahagiankanmu sebagaimana suami-suami lain membahagian istri-istri mereka. Namun aku akan selalu berusaha. Aku tak akan berhenti untuk menjadi yang terbaik. Maka bantulah aku meski hanya dengan senyummu.

Calon ibu dari anak-anakku.
Anak adalah permata bagi sebuah rumah tangga. Raga yang lelah sepulang kerja atau pikiran suntuk bercampur kantuk akan segera hialng saat kita memandang wajah lucu dan tawa mereka. Anak adalah amanah yang dititipkan kepada kita. Jika Allah berkenan memberikan amanah itu kepada kita nanti, aku minta kepadamu rawat dan didiklah mereka sebagaimana rasulullah tuntunkan. Ajarilah mereka bahwa hidup ini adalah anugrah dari Sang Pencipta, bahwa tujuan hidup ini tak lain hanya beribadah keada Allah. Ajarilah mereka mengenal-Nya. Ajarilah mereka cara menyapa-Nya. Ajarilah mereka bahwa kasih sayang-Nya lebih luas dari kemurkaan-Nya. Ajari pula mereka bahwa cinta akan mendamaikan dunia.

Tulang rusukku
Dalam setiap doaku aku akan bermohon agar kita segera dipertemukan dan dipersatukan dalam ikatan suci, mengarungi bahtera bersama, membangun surga kita. Dan tak lupa aku mengajakmu untuk bermunajat:

Ya Allah aku memohon cinta-Mu dan cinta orang yang mencintai-Mu dan amal yang mendekatkanku kepada cinta-MU.
 
Ya Allah, jika boleh aku mencintai, maka izinkanlah aku mencintai orang yang mencintaimu sehingga kami dapat saling mencintai karena-Mu dan janganlah kau jadikan kecintaan antara kami lebih besar dari kecintaan kami kepada-Mu.
 
Ya Allah jika boleh aku merindu, izinkan aku merindu orang yang merindu-Mu. Dan janganlah Kau jadikan kerinduan di antara kami melebihi kerinduan kami untuk menatap wajah-Mu. 

Ya Allah kabulkanlah doa kami. Amin.
 
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Calon suamimu.

0 komentar:

Posting Komentar