SCRIPTA MANENT VERBA VOLANT

(yang tertulis akan tetap mengabadi, yang terucap akan berlalu bersama angin)

Senin, Februari 16, 2009

Jadilah Musa


Ada beberapa idiologi besar yang saat ini menggerkkan dunia, Kapitalisem, sosialisme dan Islam. Kapitaslime adalah satu paham yang berorientasi pada modal (kapital). Dunia digerakkan oleh modal. Landasan berfikirnya adalah materialisme, segala sesuatu diukur melalui materi.
Dalam sistem kapitalisme, dunia ini digerakan oleh materi, sehingga materi menjadi ruh. Semula Marx memprediksi kehancuran kapitalisme oleh dirinya sendiri, dari dalam. Namun terbutkti, kapitalisme kini masih bertahan dan justra bertambah jaya. Hal ini tidak terlepas dari kecerdikan dan kepiawaian para kaum kapitalis. Kapitalisme dalam bentuk baru pun tercipta. Satu paham yang sering disebut sebagai neo-liberalisme. Dia pun masuk pada kehidupan masyarakat dunia.

Dalam sistem kapitalisme, dunia ini digerakan oleh materi, sehingga materi menjadi ruh. Semula Marx memprediksi kehancuran kapitalisme oleh dirinya sendiri, dari dalam. Namun terbutkti, kapitalisme kini masih bertahan dan justra bertambah jaya. Hal ini tidak terlepas dari kecerdikan dan kepiawaian para kaum kapitalis. Kapitalisme dalam bentuk baru pun tercipta. Satu paham yang sering disebut sebagai neo-liberalisme. Dia pun masuk pada kehidupan masyarakat dunia.
Neo-Liberalisme masuk dan mempengaruhi suatu bangsa dengan beberapa car, yaitu melalui privatisasi, deregulasi dan dunia pendidikan. Melalu privatisasi adalah dengan satu jargon-jargon bahwa Sumber Daya Alam haruslah dibiarkan untuk diolah oleh swasta, agar pelayanan lebih baik. Dari sisi deregulasi emncoba untuk melepas segala kebijakan kepada pasar. Sementara dari ranah pendidikan adalah mencetak orang-orang yang berfikir sesuai dengan cara fikir para kaum kapitalis ini. Pada tingkat ini, perguruan tinggi tidak lebih adalah lembaga pencetak orang-orang yang berfikir kapitalistik, hanya berorientasi kepada materi. Perguruan tinggi, entah itu yang berbentuk universitas, Isntitut, sekolah tingga dan bentuk-bentuk sama halnya dengan Istana Fir’aun.

Fira’aun adalah lambang dari puncak pembangkangan, dengan memproklamirkan diri sebagai Tuhan yang berkuasa penuh atas nasib rakyatnya. Fir’aun juga satu sisi adalah lambang dari materialisme. Ruh yang menggerakkanya adalah ruh materialisme. Dia beranggapan akan hidupnya kekal dengan materi yang dia miliki. Dan tidak ada yang bisa mengalahkan dia, tidak ada yang bisa mengahancurkan dia. Sesuatu apapun yang berpotensi akan menghancurkan kekuasaannya selalu dia cegah dan ia binasakan. Namun siapa yang menyangka bahwa dia justru dihancurkan oleh orang yang dia asuh dan besarkan di dalam istananya, Musa.

Jika ditarik pada konteks kekinian, sebagaimana disubtkan di atas, perguruan tinggi saat ini tidak lain dari panjang tangan kapitalime Neo-Liberalisme yang turut menggerakkan ruh materialisme. Bagiamana tidak, perguruan tinggi saat ini selayaknya perusahan penjual jasa, dengan rektor sebagai direkturnya, dekan menejernya, dosen sebagai karyawannya. Mahasiswa adalah asset sekaligus komoditinya, sementra konsumen atau pengguna jasanya adalah pasar. Teori-teori yang diajarkan di dalam perguruan tinggi pun teori-teori Kapitalistik Neo-Liberalistik. Tidak ada yang lahir dari sistem seperti ini kecuali orang-orang yang juga berjiwa kapitalis-materialis. Namun dari sini juga bisa lahir Musa-Musa baru.

Musa, meski ia hidup di istana yang digerakkan oleh ruh materialisme, namun dia tidak terpengaruh oleh hal tersebut. Begitu juga dia tidak terpengaruh oleh nilai-nilai yang diajrakan oleh Fir’aun. Hal ini karena Musa bergerak dengan nilainya sendiri. Dia mempunyai sistem niai yang berbeda yang dia terima dari Tuhan yang berbeda dengan nilai-nilai materialisme Fir’auniyah. Nilai-nilai itu adalah spriritualisme. Musa tidak terpengaruh oleh gelimang harta, bertumpuk tahta dan sanjungan. Dia memilih berkumpul dengan orang-orang yang ditindas oleh sistem fir’auniyah. Nilia spiritual ini yang menjadikan Musa tumbuh dan dibesarkan di Istana yang penuh dengan materi tanpa dia menjadi materialis.

Musa-musa baru tentunya adalah mahasiswa yang mempunyai cara pandang a la Musa. Dia tidak terpengaruh dengan gelimang materi, kehidupan hedonis dan teguh memegang prinsip, meski dia dibesarkan di rumah kapitalisme dan diajari dengan teori-teori kapitalistik. Mereka adalah makhluk yang mempunyai integritas nilai. Mereka adalah makhluk yang digerakan oleh nilai spritualisme. Orang-orang inilah yang akan menentang kekuasaan kapitalisme dan merobohkannya. Tentu mereka sangat sedikit, namun mereka akan sangat berpengaruh. Siapkah anada menjadi Musa baru?

0 komentar:

Posting Komentar