SCRIPTA MANENT VERBA VOLANT

(yang tertulis akan tetap mengabadi, yang terucap akan berlalu bersama angin)

Senin, Februari 16, 2009

Negara Kelima


Orang-orang besar telah pergi,
sementara kalian tidak siap untuk bertarung
dengan zaman sebagaimana mereka dulu. (Es Ito)

Sebuah cerita yang terinspirasi oleh dialog yang ditulis oleh Plato berabad-abad yang lallu dalam bukunya Timeaus and Critias. Dalam bukunya tersebut Plato menuliskan (sebagaimana buku-bukunya platao yang lai yang ditulis dalam bentuk dialog), dialog dia dengan Solom. Plato terkejut karena ternyata slmon mengatakan bahwa orang-orang yunani pada masa Plato tersebut sebenarnya masih anak-anak. Dalam artian peradaban yang mereka hidup di dalamnya masih sanga muda. Dari kisah-kisah yang diceritakan secara turun termutn Solmon mengatakan ada sebuah negeri yang telah lama mengenal Tulsan, mempunyai peradaban tinggi, masyarakatnya hidup dalam kesejahteraan, seluruh warga hidup damai karena hukum begitu dihormati dan dijunjung tinggi. Negeri itu adalah negeri Atlantis. Namun karena kelalaian para pemimpinnya yangmelanggar hukum serta aturan-aturan yang telah dibuat dan ditaati oleh raja-raja pendahulunya, akhirnya negara itu dikutuk dan dihancurkan dengan oeh satu musibah besar berupa gempa dan letusan gunung berapi.

Dalam bukunya Plato menjelaskan cirri-ciri negeri tersebut yang antara lain terdapat gunung-gunung yang tinggi, tanahnya subur, buah-buahan tumbuh dengan lebat yang dipanen dua kali dalam satu tahun. Dari kisah Plato inilah ES Ito menuli novelnya, NEGARA KELIMA.
Cerita diwali dengan pembunuhan putri salah seorang perwira Detsus Anti Teror di sebuah hotel di bilangan Jakarta. Kematian tersebut kemudian diikuti oleh serangkaian pembunuhan misterius yang menimpa teman-teman Lidya, anak sang perwira. Bersamaan dengan itu masyarakat dan juga polisi sedang digegerkan oleh kasus pengacauan program internet, dimana situs-situs milik pemerintah dibobol oleh sekolmpotan orang yangmenamakan diri sebagai Kelompok Patriotik Radikal atau KePaRad. Dalam setiap situs yang mereka bobol mereka selalu meninggalkan pesan BUBURKAN INDONESIA, KEMBALIKAN NUSANTARA DAN BENTUK NEGARA KELIMA.
Kasus pembunuhan inipun kemudian berjalin erat dengan kasus KePaRad, yang dalam perjalanannya melibatkan seorang inspektur polisi bernama Timur Mengkoto yang djadikan sebagai kambing hitam dan diduga terlibat dalam komplotan KePaRad sekaiggus yang melakukan beberapa rangkaian pembunuhan.

Selain hal tersebut, alur cerita dalam novel ini adalah bagaimana memecahkan misteri tentang Negra Kelima yang didengunkan oleh KePaRad. KePaRad sendiri digmabrakn oleh Ito sebagai kumpulan pemuda-pemuda cerdas yang telah muak melihat kondidi Indonesia dan memimpikan akan adanya revolusi dan mengembalikan kejayaan Atlantis di Nusantara. Hal ini bisa dilakukan dengan menemukan Serat Ilmu yang merupakan peninggalan masa kejayaan Atlantis.
Interpretasi.

Ada hal yang menarik dari novel ini, yaitu interpretasi data sejarah. Yang pertama sejarah atlantis itu sendiri, dan kedua adalah sejarah nusantara. Interpretasi data historis atlantis telah banyak dikemukakan, termasuk oleh penelitian ilmuwan, Aryso Santos. Dari penelitian yang dia lakukan selama sekitar 30 tahun di wilyah nusantara dia berkesimpulan dan menulis buku ”The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization (2005)”. Hal yang menarik pula adalah bahwa dalam http//:us-israel.org yang merupakan website Israel, dalam backroundnya digunkan peta nusantara. Konon itu tidak terlepas dari interpretasi tentang negeri atlantis tersebut.

Interpretasi yang kedua adalah terhdap data historis Indonesia. Dalam cara bertutunya, terkesan Ito menggugat dominasi sejarah Jawa terhadap sejarah Indonesia, sehingga Indonesia identik dengan Jawa dengan melupakan sejarah-sejarah di wilayah lain di luar jawa. Mungkin hal ini pula yang kemudian mengakibatkan pembangunan yang tidak merata. hal ini tentu masih debatable dan memerlukan penelitian yang lebih jauh lagi. Ada hal yang perlu kita renungkan dari tulisan Ito, Indonesia kini hanyalah sebagai satun wilayah, bukan sebagai satu kesatuan ide dan gagasan sebagaimana yang dirintis oleh funding father negeri ini. Dengan realitas seperti, intlektual mana yang tidak menginginkan revolusi.

Novel yang menggairahkan, meski alurnya mirip-mirip dengan kebanyakan cerita-cerita film Hollywood yang bercerita tentang pencarian benda-benda purba di Afrika atau Asia, selalu dengan ending harta (penemuan) tersebut hilang kembali. Akan lebih menarik lagi jika ada Rumah Produksi yang mengangkatnya ke layar lebar. Saya kira, kualitas cerita tidak kalah dengan film-film Hollywood yang mengangkat cerita sejenis, atau untuk konteks nusantara selayaknya film Ekspidisi Mahadewa. Seteidaknya certita ini bisa membagkitkan semangat bangsa Indonesia dalam mencari identitas dirinya.

0 komentar:

Posting Komentar