SCRIPTA MANENT VERBA VOLANT

(yang tertulis akan tetap mengabadi, yang terucap akan berlalu bersama angin)

Selasa, Mei 25, 2010

Kafir

Apa yang dimaksud dengan kafir sehingga Allah membenci golongan tersebut? Istilah “kafir” berasal dari kata kafara كفر - يكفر كفرا-yang artinya menutupi. Sehingga orang kafir sebenarnya adalah orang yang menutupi atau tertutupi. Apa yang tertutupi? Hatinya. Orang-orang kafir adalah orang-orang yangntertutupi hainya sehingga dia tidak bisa melihat keindahan dan keagungan Allah SWT. Dia tidak bisa menembus pada hakikat ke-Allah-an. Dengan demikian golongan ini tidak tertarik dengan keindahan Allah dan tidak ada keinginan untuk mendekat kepada Allah. Maka orang-orang selalu jauh dari Allah SWT.

Sesuatu yang menghangi seseorang dari Sesutu sering disebut sebagai hijab. Orang yang terhijab tidak mengetahui apa sebenarnya yang ada di balik hijab tersebut sampai kemudia dia menyingkapkan hijabnya. Orang jauh dari Allah karena dia terhijab. Apa yang menghijabinya? Tidak lain adalah hawa nafsu dan cinta dunia.

Pada dasarnya, setiap manusi yang lahir di dunia ini telah membawa fitrah ketuhanan. Dia telah dikarunia satu “fakultas” dalam dirinya untuk mengenal Allah. Dalam artian, sejak manusia dilahirkan dia telah membawa kepercayaan dalam dirinya, tetapi sifatnya masih berupa firtah atau potensi. Adanya fitrah ini setidaknya dapat dilihat dari tiga hal. Pertama bahwa Allah adalah Esa, semua selain dia adalah makhluk atau yang dicipta. Dalam mencipta, tentu tidak lain adalah dari diri Dia sendiri, sehingga semua makhluk tidak lain adalah cerminan dari Allah sendiri. Kedua, Allah berfirman bahwa ketika menciptakan manusia, Allah meniupkan ruh-Nya kepada manusia, sehingga ruh manusia tidak lain adalah bagian dari ruh Tuhan. Ketiga, ketika di alam ruh, manusia telah mengambil kesaksian bahwa Allah adalah Tuhannya, Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian, pada dasarnya manusia telah terikat dengan sumpah primordialnya.

Namun sebagai suatu yang potensial, dia bisa tumbuh dan berkembang, atau sirna tertimbun berbagai hal. Dan hal-hal yang menghijabnya tadi adalah hubbub dunnya wa karahiyatul maut.
Dalam keterangan lain dijelaskan bahwa orang-orang kafir ini adalah orang yang sudah dikunci hatinya oleh Allah, pendengaran dan juga pengelihatannya. Sebagaimana firman Allah:

Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman (6). Allah Telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup dan bagi mereka siksa yang amat berat. (al-Baqarah [2] : 6-7).

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, pendengaran dan pengelihatan manusia mempunayai peran yang sangat vital. Orang bisa menjadi menderita karena mempunyai mata namun tidak bisa melihat atau buta, namun masih bersyukurlah dia bila pendengarannya masih berfungsi dengan baik. Dengan pendengaran tersebut, seorang yang buta masih bisa mengenali alam sekelilingnya. Dia masih bisa menangkap gerakan-gerakan yang ada di sekitar dirinya. Selain itu, dia masih mempunyai hati untuk membimbing dirinya. Hati yang “hidup” akan sangat sensitive dengan aktifitas yang ada di dektanya, bahkan jarak yang jauh dari dirinya. Namun, bisa dibayangkna, apabila ada seseorang yang tidak bisa melihat (buta), tidak bisa mendengar (tuli) sekaligus hatiya “mati”. Alangkah menderitanya keadaan orang tersebut. Dan demikian iulah gambaran orang-orang kafir.

Sama halnya dengan orang buta dan tuli seklaigus hatinya “mati” yang berjalan di tepian jurang, lalu engkau meneriakinya dengan sekuat tenagamu agar orang tersebut tidak masuk ke jurang, maka yang terjadi orang tersebut tidak aakn mendengarkan panggilanmu. Demikianlah sikap orang-orang kafir, meskipun engaku telah berusaha sekuat tenaga utnuk menyampaikan pesan Tuhan, baik dengan kata dan perbuatan, mereka tidak akan menghirakuannya, apalagi menanggapinya, karena mereka tidak bisa melihat dan mendengar pesamnu dari Tuhanmu tersebut.

Dalam tafsir al-Misbah, Qurais Shihhab menguraiakn lima bentuk kekufuran pertama yaitu kufur akan keberadaan Allah SWT, golongan ini menginngkari akan adanya pencipta alam semesta ini. Kedua, orang yang mengeahui kebenaran tetapi menolaknya, antara lain diesbabkan oleh kebencian kepada pembawa kebenaran tersebut. Ketiga, kufur ni’mah ( كفر نعمة) yaitu tidak mensyukuri nikmat allah yang telah diberikan kepadan-Nya, sebagaimana firman Allah: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim [14]: 7). Keempat kefur dengan meningggalkan atau tidak mengerjakan tuntunan agama, kendati tetap percaya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT: “Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan kafir (ingkar) terhadap sebahagian yang lain?” (QS. Al-Baqarah [2]: 85) dan yang kelima adalah kufur bara’ah yaitu tidak merestui dan berlepas diri, seperti ucapan nabi Ibrahim kepada kaumnya: “Sesungguhnya kami kafir (berlepas diri) daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja” (QS. al-Mumtahanah [60]: 4)

0 komentar:

Posting Komentar