SCRIPTA MANENT VERBA VOLANT

(yang tertulis akan tetap mengabadi, yang terucap akan berlalu bersama angin)

Kamis, September 17, 2015

(1). Bismillah


Renungan Surat Al-Fatihah

Dalam Islam, kita diajarkan bahwa sebelum melakukan sesuatu kita harus memulainya dengan basmallah, yaitu ucapan bimillharrahmanirrahim,  yang artinya ‘dengan nama Allah yang Maha Pengasih Maha penyayang’. Apa urgensi dari kalimat tersebut sehingga mengharuskan kita untuk mengucapkanya. Bahkan ketika kita lupa mengucapkan basamallah sebelum makan dan baru  ingat saat kita sedang mengunyah, maka saat itu pula kita diperintahkan untuk membaca basamallah, bismillahi awalau wa akhirahu.

Basmillah adalah satu kalimat yang dinukil dari Al-Quran. Yang pertama kali mengucapkan kalimat ini adalah Nabi Sulaiman as. Hal ini termaktub dalam  surat Nabai Sulaiman yang dikirimkan kepada Ratu Bilqis sebagaimana diceritakan dalam surah An-Naml ayat 30, yang artinya: Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Bismillah, artinya dengan nama Allah. Dengan mengucap bismillah itu artinya bahwa kita memulai perbuatan kita dengan nama Allah. Secara tidak langsung kata ini berarti bahwa kita meminta izin, mengharap keridaan dari Alah atas apa yang akan kita lakukan. Mengapa kita memohon izin kepada Allah? Karena Allah adalah pencinpta, pemilik dan pemelihara segala sesuatu. Apa pun yang terjadi di dunia ini tak lain dan tak bukan karena perkenan-Nya. Dengan mengucapkan bismillah, itu artinya kita telah melibatkan Allah dalam apa yang kita lakukan. Dengan melibatkan-Nya artinya kita ada dalam penjagaan dan keridaan Allah.

Arrahman, Yang Maha Pengasih (Pemurah). Artinya Allah adalah Zat Yang selalu memiliki kemurahan untuk memberikan rezeki kepada setiap makhluknya. Dengan sifat Ar-Rahman-Nya ini, Allah ingin memberitahukan kepada seluruh makhluknya bahwa Dia bersifat pemurah. Ia akan memberikan rezeki kepada semua makhluknya, tanpa melihat apakah ia beriman kepada Allah atau kafir, apakah ia rajin beribadah atau tidak, apakah ia ia rajin bersedekah atau bakhil. Semua mendapatkan rezeki dari Allah.

Arrahim, Yang Maha Penyayang. Artinya Allah menyayangi hamba-hamba-Nya. Jika Arrahman  tadi adalah umtuk semua makhluknya, maka kasih sayang Allah hanyalah untuk hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Hanya orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah, kembali kepadanya dan berbuat kebaikan yang mendapat limpahan kasih sayang (rahmat) dari Allah SWT.

Ar-Rahman dan Ar-Rahim adalah bagian dari Asmaul Husna (Nama-Nama Allah yang Indah) yang berjumlah 99. Dua nama ini selain disebutkan di permulaan al-Quran, juga disebutkan di awal rangkaian Asmaul Husna yang lain. Tentu saja hal ini bukan suatu kebetulan. Mengapa bukan nama Allah Yang Maha Adil, Maha Merajai atau Maha Pengampun, misalnya. Dua nama Allah tersebut (ar-Rahman dan Ar-Rahim) menjadi semacam ikon bagi Allah. Allah memang mengenalkan dirinya sebagai Yang Maha Adil, Maha Bijaksana dan lain sebaginya, namun Allah ingin lebih dikenal sebagai Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ini bisa dilihat dari pemaparan bahwa “kasih sayang Allah lebih luas daripada kemurkaan-Nya”. Ini artinya, perbuatan buruk apa pun yang kita lakukan (selain syirik) jika kita mau bertobat atua kembali kepada Allah, pastilah Allah akan mengampuninya. Itu karena Allah lebih menyanyai kita.

Allah adalah Maha Pengasih yang mengasih, memberi rezeki kehidupan kepada semua makhluknya. Allah adalah Maha Penyayang yang memberikan kasih sayangnya kepada hambanya yang mendekatkan diri kepda-Nya,  maka sebagai hambanya tidak selayaknya kita bersikap bakhil dan pendendam. Jika Allah saja masih mau memberikan rezeki kepada hamnya yang kafir, mengapa kita harus bersikap bakhil? Jika Allah mengampuni dan menyanyai makhluk-makhluknya, mengapa kita tidak? Sudah seharusnya kita menginternalisasi ke-rahman – rahim-an Allah SWT dalm diri kita, sehingga kita bisa menjadi hamba yang pemurah, dermawan dan diliputi oleh kasih sayang.#

0 komentar:

Posting Komentar