SCRIPTA MANENT VERBA VOLANT

(yang tertulis akan tetap mengabadi, yang terucap akan berlalu bersama angin)

Selasa, Agustus 05, 2008

Menjadi Insan Ulil Al-Bab di Era Moder

Pada satu sisi, era modern memberikan sumbangan yang besar bagi peradaban manusia, khusnya di bidang ilmu pengetahuan, namun ternyata dia juga meninggalkan jejak-jejak hitam peradaban, sehingga era ini kemudian dievaluasi, dikritik dan direkonstuksi.

Era modern merupakan kelanjutan dari renaisan, satu titik awal kebangkitan barat. Di mana logika Cartesian sangat mendominasi. Rasio menjadi raja pada masa ini, dan ilmu pengetahuan menjadi tuhan baru bagi masyarakat modern. Pda masa ini manusia membebaskan dirinya dari belenggu mitologi, namun senyatanya terjebak pada penuhanan ilmu pengetahuan. Kehidupan menjadi sangat profane, karena konsepsi “penyelamatan” kini terletak pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak ada lagi konsep “Penyelamatan” diri atas dasar spiritual pendekatan diri pada Tuhan, atau penyelamatan pad Kritus dalam tradisi kristiani.

Manusia modern hidup bergantung pada teknolgi. Teknologi menawari berbagai hal untuk pemuasan kehidupan. Dia menciptakan pencitraan akan kehidupan ideal, kehidupan fantastis yang dimuai dengan mimpi-mimpi materialisme. Dengan demikian kehidupan manusia modern berorientasi pada materi, sehingga setiap aktivitas yang mereka jalankan tidak lain untuk mencari kepuasan materi.

Mesin-mesin produksipun diciptakan untuk memenuhi hasrat manusia ini. Berbagai produk ditawarkan, sehingga manusia jatuh pada kehidupan yang semua. Di satu sisi, orang-orang yang berada pada lini produksi ini seakan telah berubah menjadi robot. Ia terjebak pada kehidupan yang mekanis, menjai robot pada mesin raksaasi system ekonomi global. Orang-orang ini kemudian masuk pada suatu keterasingan, keterasingan dari diri masyarakat, terasing dari Tuhan dan terasing dari diri mereka sendiri. Keterrasingandari masyarakat disebabkan karena kesibukan mereka, sehingga tidak sempat untuk bersosialisasi, sementara keterasingan dari Tuhan karena manusia modern telah hanyut dalam pandangan materialisme. Sedangkan mereka juga asing pada hakikat diri meraka sendiri sebagai manusia.

Ketrasingan dari masyarakat memebawa dia pada sikap egoisme. Keterasingan dari Tuhan membawa merka pada kekeringan spiritual, ada juga yang kemudian mencari ketengan namun terjebak pada pseudo religius, keberagamaan dan kebertuhanan yang palsu. Selain itu orang juga akan sering terkena depresi. Keterasingan pada diri sendiri akan membawa pada manusia pada missorientasi hidup sebagaimana dikemukakan tadi.
Insan ulul albab adalah gambaran sosok ideal yang diinformasikan dalam Al-Quran. Sosok yang mengerti akan maqomnya sebagai manusia, karena mereka telah meraih hikmah. Dengan demikian ulil albab akan mampu mengarungi kehidupan ini. Sebagai satu karakter dan spirit, ulil albab harus bisa membumi, memberikan warna pada kehidupan masyarakatnya.

Pada era modern (postmodern?) ini, diperlukan kerja keras untuk membumikan karakter ulil albab. Selain itu tanggungjawab yang diemban semakin berat, beriring dengan tantangan-tantangan yang ada, agar kita tidak terbawa oleh arus modernisme tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar